Penyakit menular yang masih menjadi momok bagi masyarakat umum tapi menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan, terutama Dokter adalah Tuberculosis (TBC). Upaya pemberantasan TBC telah dilakukan di Indonesia puluhan tahun yang lalu, tetapi Indonesia tetap menjadi Negara dengan jumlah penderita TBC terbesar no.3 di dunia setelah India dan Cina. Dan TBC juga penyebab kematian terbesar ketiga di Indonesia setelah Penyakit Kardiovaskular dan Penyakit Saluran Pernafasan (menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga-SKRT).
Gejala utamanya adalah batuk terus menerus dan berdahak selam lebih dari 3 minggu atau lebih. Dengan gejala tambahan berupa dahak bercampur sesak nafas, nyeri dada, badan lemah, berat badan menurun dan demam meriang atau berkeringat malam lebih dari 1 bulan.
Penegakkan diagnosis TBC dapat dilakukan dengan pemeriksaan BTA dahak pagi 3 hari berturut-turut dan hasil rontgen paru. Penegakkan diagnosis pada anak yang agak sulit.
Obat-obat TBC dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu OAT Primer dan Sekunder. OAT Primer lebih tinggi kemanjurannya dan lebih baik keamanannya daripada Sekunder. OAT.
Pengobatan TBC di Indonesia yang direkomendasikan oleh WHO adalah strategi DOTS merupakan yang paling tepat saat ini dan harus dilaksanakan dengan sungguh-sunguh.
Dikutip dari: Proposal IDI Depok dalam Seminar di RS Sentra Medika, Sabtu 28 April 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar